Pola asuh merupakan pondasi utama dalam pembentukan karakter dan perkembangan anak. Salah satu pola yang mendapat perhatian khusus adalah pola pengasuhan otoritatif. Artikel ini akan membahas ciri-ciri dan dampak dari pola pengasuhan ini.
Apa itu Pola Pengasuhan Otoritatif?
Pola pengasuhan otoritatif adalah pendekatan yang menggabungkan kedua aspek, yaitu kehangatan dan kontrol yang tinggi. Orang tua yang menerapkan pola ini memberikan batasan yang jelas dan konsisten, namun juga memberikan dukungan emosional dan memberikan kesempatan bagi anak untuk berbicara.
Baca juga: Pendidikan Inklusif: Sebuah Langkah Demokrasi dalam Dunia Pendidikan
Ciri-ciri Pola Pengasuhan Otoritatif
Pola pengasuhan otoritatif adalah pendekatan umum yang diterapkan oleh banyak orang tua dalam mendidik anak-anak mereka. Pendekatan ini memiliki ciri-ciri yang khas:
1. Memiliki Aturan dan Ekspektasi yang Jelas
Orang tua yang menerapkan pola pengasuhan otoritatif memiliki aturan dan ekspektasi yang jelas terhadap anak-anak mereka. Mereka menetapkan batasan yang tegas dan konsisten, serta mengharapkan anak-anak untuk mematuhinya.
2. Menekankan Disiplin dan Kepatuhan
Disiplin dan kepatuhan merupakan fokus utama dalam pola pengasuhan otoritatif. Orang tua yang menerapkan pendekatan ini sering menggunakan hukuman sebagai alat untuk menegakkan aturan dan mengendalikan perilaku anak-anak.
3. Kurang Memberikan Penjelasan
Salah satu kelemahan dari pola pengasuhan otoritatif adalah kurangnya penjelasan yang diberikan kepada anak-anak mengenai alasan di balik aturan dan hukuman yang diberlakukan. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan dan frustasi pada anak-anak.
4. Lebih Mengontrol Daripada Mendukung
Orang tua otoritatif cenderung lebih fokus pada kontrol daripada memberikan dukungan kepada anak-anak mereka. Mereka seringkali mengkritik dan menghakimi, sementara memberikan pujian dan dorongan cenderung kurang ditekankan.
Baca juga: School Based Therapy Bermanfaat Bagi Siswa
Dampak Pola Pengasuhan Otoritatif
Ada beberapa dampak pola pengasuhan otoritatif baik itu positif maupun negatif. Berikut beberapa dampaknya:
1. Dampak Positi
A. Disiplin dan Kepatuhan yang Tinggi
Anak-anak yang dibesarkan dengan pola pengasuhan otoritatif cenderung memiliki tingkat disiplin yang tinggi dan patuh terhadap aturan yang ditetapkan oleh orang tua.
B. Prestasi Akademis yang Lebih Baik:
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan otoritatif cenderung mencapai prestasi lebih tinggi di sekolah. Mereka memiliki motivasi yang kuat untuk belajar dan berkembang.
2. Dampak Negatif
A. Rasa Harga Diri yang Rendah
Anak-anak yang diberi pola pengasuhan otoritatif terkadang mengalami rasa harga diri yang rendah. Mereka mungkin merasa kurang percaya diri dan meragukan kemampuan mereka sendiri.
B. Kesulitan dalam Kemandirian
Kemandirian bisa menjadi tantangan bagi anak-anak yang dibesarkan dalam pola pengasuhan otoritatif. Mereka terbiasa dengan pengawasan orang tua yang ketat dan mungkin kesulitan mengambil keputusan secara mandiri.
C. Masalah dalam Hubungan Sosial
Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan otoritatif kadang-kadang menghadapi kesulitan dalam menjalin hubungan sosial. Mereka mungkin kurang terlatih dalam interaksi yang setara dan berhubungan dengan orang lain dengan cara yang ramah dan empatik.
Penting untuk diingat bahwa setiap anak berbeda, dan apa yang berhasil untuk satu anak mungkin tidak berhasil untuk anak lainnya. Orang tua perlu mempertimbangkan kebutuhan dan kepribadian anak mereka saat memilih gaya pengasuhan yang tepat.
Baca juga: Masalah emosi pada anak dengan isu tumbuh kembang