azanidianda.com

Dianda Azani, M.Psi., Psikolog

Kesiapan Sekolah

Screenshot 2023-05-23 at 11-00-00 Premium Vector Hand drawn life coaching illustration

Sejak dulu, saya mengetahui bahwa usia 7 tahun adalah usia ideal seorang anak masuk dan ikut belajar dalam kegiatan sekolah formal. Sekolah Dasar, namanya. Dimana anak akan mulai perlu mengurus dirinya sendiri secara mandiri, dan mengikuti kegiatan kelas secara kelas besar tanpa ada guru yang selalu memantau kesiapan dirinya.

Namun seperti apa sebetulnya perilaku “kesiapan belajar” ini tampak dalam keseharian anak? ada beberapa hal yang bisa terlihat secara umum, yaitu:

  1. Kemandirian
  2. Kematangan Sosio-Emosi
  3. Koordinasi Visual-Motor

Kemandirian

Saat anak masuk Sekolah Dasar, biasanya anak akan masuk sendiri alias tidak lagi ditunggui oleh orangtua. Di dalam kelas, ia akan duduk sendiri (atau sebangku dengan teman), dan diminta untuk mengikuti kegiatan belajar dengan pendampingan yang minim. Guru akan meminta anak untuk, misalnya, mengambil buku pelajaran; membuka buku bersama-sama; dan membahas mengenai materi satu per satu.

Walaupun guru masih menyediakan ruang untuk penyesuaian diri anak, tapi tetap kegiatan tidak akan berjalan seperti layaknya anak di tingkat Taman Kanak-Kanak (TK). Tidak ada lagi kegiatan belajar sambil bermain; bernyanyi; atau guru yang menemani anak ke kamar mandi (lalu membantu mencebokinya). Saat kegiatan istirahat pun, guru hanya akan memandu dan memantau anak saat membuka kotak makan dan berkegiatan bebas. Anak tidak lagi perlu diminta untuk berbaris dan antri untuk mencuci tangan sebelum makan, karena telah dianggap mampu dan sudah mandiri.

Tipe ruang kelas Sekolah Dasar

Ya, kegiatan yang tidak lagi dipandu seperti ini menuntut adanya kemandirian dalam diri anak. Anak yang telah bisa mengambil sendiri buku dari dalam tas; tahu buku mana yang perlu diambil; bisa mengikuti arahan untuk membuka buku di halaman tertentu; bisa bertanya pada guru/teman jika ia tidak mengerti, merupakan beberapa perilaku yang menandakan anak telah cukup mandiri unuk masuk pada jenjang Sekolah Dasar.

Kemandirian dasar lainnya tentu adalah kemampuan mengurus dirinya sendiri, sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan oleh anak-anak kelas 1 SD. Contohnya, anak akan perlu mampu bilang saat ia ingin ke toilet, dan mampu membuka sendiri celana; buang air dan membersihkan dirinya sendiri (dan toilet) dengan sesuai. Ia juga diharapkan telah mampu makan dan merapikan sendiri sisa makanannya.

Tipe kantin SD

Kematangan Sosio-Emosi

Yang dimaksud dengan kematangan sosio-emosi adalah kemampuan anak dalam mengelola dan membawa dirinya dalam lingkugan. Kegiatan berteman, berelasi dengan guru, cara bicara termasuk dalam kemampuan kematangan sosial. Sedangkan kemampuan mengelola kemarahan/kesedihan, kemampuan mengambil sikap saat tidak setuju, termasuk kemampuan emosi.

Anak usia sekolah dasar, diharapkan tidak lagi menangis atau tantrum pada masalah kecil. Contohnya saat ia ingin duduk di kursi paling belakang, dan ternyata sudah ada teman lain yang duduk disitu, sebagai anak usia sekolah, perilaku yang diharapkan adalah bisa mengendalikan diri dan mengikuti peraturan yang ada. Jika anak masih menangis dan tantrum, bisa jadi ia akan menjadi tontonan/pembicaraan di antara teman-temannya. Tentu hal ini menjadi situasi yang tidak menyenangkan bagi dirinya, dan akan mempengaruhi kepercayaan dirinya.

Lupa bawa topi sekolah, lalu nangis begini…

Kemampuan megikuti aturan dan menampilkan perilaku yang sesuai harapan, juga muncul pada area relasi pertemanan dan relasi dengan guru. Anak SD yang dikatakan matang, telah mampu berteman dengan cukup sesuai, misalnya hal-hal kecil seperti menyapa teman; mampu ngobrol dengan teman; memahami konsep meminjam dan mengembalikan barang, dan lain-lain.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *