Attachment dalam Bahasa Indonesia juga dikenal sebagai ikatan emosional, merupakan konsep penting dalam psikologi yang berkaitan dengan hubungan emosional antara individu. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh John Bowlby, seorang psikolog dari Inggris, yang menggambarkan attachment sebagai hubungan yang terbentuk sejak awal kehidupan dan mempengaruhi perilaku serta emosi kita sepanjang hidup.
Attachment adalah ikatan emosional yang kuat yang dikembangkan anak dengan orang yang mempunyai arti khusus dalam kehidupannya, biasanya orang tua. Ikatan ini terbentuk melalui interaksi yang responsif dan sensitif antara anak dan orang tua.orang tua.
Bowlby berpendapat bahwa attachment adalah kebutuhan biologis dasar manusia, sama seperti kebutuhan akan makanan dan air. Anak membutuhkan ikatan yang aman dengan orang tua untuk merasa dicintai, dilindungi, dan diterima.
Jenis-jenis Attachment
Secara definisi, ikatan emosional terbagi menjadi tiga. Berikut penjelasan lebih lanjutnya:
1. Secure Attachment
Secure Attachment terjadi ketika seorang anak merasa terlindungi dan dipahami oleh orang tuanya. Anak dengan attachment aman cenderung memiliki kepercayaan tinggi, kemandirian, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik.
2. Insecure Attachment
Anak-anak dengan insecure attachment tidak merasakan ketersediaan dan kenyamanan dari orang tua mereka saat mereka merasa dalam bahaya. Anak cemas tentang kehadiran orang tua dan takut tidak merespon sesuai yang mereka butuhkan.
Terdapat tiga bentuk attachment yang tergolong juga dalam insecure attachment yaitu Avoidant, ambivalent dan disorganized. Berikut penjelasannya.
a. Avoidant
Anak-anak dengan avoidant biasanya terfokus pada mainan saat bersama orang tua. Mereka cenderung tidak menunjukkan tanda-tanda berbagi yang efektif, seperti tersenyum atau menunjukkan mainan mereka kepada orang tua mereka.
b. Ambivalent
Anak dengan hubungan ambivalent terlalu terobsesi dengan ibunya. Anak juga mengalami ketidakpastian dan ketidakkonsistenan dalam respons orang tua mereka.
Ibu mungkin terkadang responsif dan penuh kasih, tetapi pada waktu lain, dia mungkin tidak responsif atau kurang memperhatikan. Akibatnya, bayi menjadi tidak pasti tentang apakah mereka bisa mengandalkan ibu mereka untuk memenuhi kebutuhan dan memberikan kenyamanan.
c. Disorganized
Anak dengan disorganized memiliki tingkah laku dan respons yang menggabungkan bentuk dan ambivalent. Anak berperilaku tidak tentu saat berada di dekat orang tuanya. Anak-anak tidak hanya sangat responsif, mereka juga menghindar dan kadang-kadang melakukan kekerasan.
Baca juga: Mengenal Anxiety, Penyebab Bagaimana Mengatasinya
Pengaruh Ikatan Emosional Terhadap Perkembangan Anak
Pengaruh ikatan emosional atau “attachment” dalam perkembangan anak adalah topik yang penting dan kompleks. Ikatan emosional yang kuat antara anak dan orang tuanya memiliki dampak signifikan terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk fisik, emosional, dan sosial.
Dari segi fisik, anak-anak dengan tipe secure attachment cenderung memiliki kesehatan fisik yang lebih baik. Ini bisa terlihat dari sistem imun mereka yang lebih kuat, yang berarti mereka kurang rentan terhadap penyakit. Selain itu, perkembangan motorik dan fisik mereka juga sering lebih maju dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki ikatan emosional yang kurang aman.
Memiliki kondisi tumbuh kembang yang lebih baik, termasuk sensori, motorik kasar, halus, keseimbangan dan fokus. Hal ini disebabkan karena anak-anak dengan secure attachment lebih berani untuk mengeksplorasi lingkungan sehingga lebih banyak terpapar pada stimulasi-stimulasi baik dari lingkungan.
Dari perspektif emosional, ikatan emosional yang aman membantu anak-anak mengembangkan stabilitas emosi. Mereka cenderung lebih mampu mengekspresikan emosi, lebih berani menghadapi konflik, serta lebih mampu mengelola emosi akibat kemampuan fokus yang baik. Ini penting untuk kesehatan mental jangka panjang dan kemampuan mereka untuk menghadapi stres dan tantangan di masa depan.
Secara sosial, anak-anak dengan ikatan emosional yang aman sering kali lebih sukses dalam membangun dan memelihara hubungan yang positif dengan orang lain. Mereka cenderung lebih percaya diri dan memiliki keterampilan sosial yang lebih baik. Ini mencakup kemampuan untuk berempati dengan orang lain, bekerja sama, dan berkomunikasi secara efektif.
Baca juga: Mengenal Disleksia, Penyebab dan Cara Penanganannya
Tips Membangun Attachment yang Aman
Berikut adalah beberapa tips untuk membangun attachment yang aman antara anak dan orang tua:
- Berikan perhatian dan kasih sayang yang cukup. Anak membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua untuk merasa dicintai dan diterima.
- Responsif dan sensitif terhadap kebutuhan anak. Ketika anak menangis atau membutuhkan bantuan, segera responsi dan bantulah mereka.
- Tunjukkan rasa cinta dan penerimaan. Biarkan anak tahu bahwa Anda mencintai dan menerima mereka apa adanya.
- Jadilah teladan yang baik. Anak belajar dari apa yang mereka lihat. Jadilah teladan yang baik dalam hal emosi dan hubungan.
Attachment adalah ikatan emosional yang penting bagi perkembangan anak. Anak dengan attachment aman memiliki perkembangan yang lebih baik daripada anak dengan attachment tidak aman.
keluarga dengan tipe secure attachment juga memiliki kualitas relasi keluarga yang lebih baik dalam jangka panjang.
orang tua dapat membangun perhatian, kasih sayang dan responsif terhadap kebutuhan anak, yang lebih dikenal dengan gaya pengasuhan otoritatif.